
SULUT,(speednews-manado.com)—Aksi biadab berupa bom bunuh diri dan penembakan yang dilancarkan sejumlah anggota teroris di kawasan Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat, mengakibatkan jatuhnya tujuh korban jiwa. Atas hal ini, Kapolda Sulut, Brigjen Pol Drs Wilmar Marpaung SH, angkat bicara.
Dalam keterangan persnya kepada awak media, Kapolda sangat prihatin dan mengutuk keras aksi brutal yang tidak berprikemusiaan dan sangat keji. Aksi terorisme ini dilakukan dengan sangat berani karena bukan hanya bom saja, tetapi para pelaku tak segan-segan menembaki warga yang ada di TKP.
“Saya prihatin dan mengutuk keras. Analisa saya, dilihat cara mereka melakukan tindakan tersebut, itu sudah dipastikan adala pelaku teror,” ungkap Kapolda di depan ruang kerjanya, Kamis (14/01)sore. Meski Indonesia, khususnya Jakarta, sudah diteror habis-habisan oleh kelompok yang disebut-sebut berbendera ISIS itu, Kapolda tetap menghimbau warga bumi Nyiur Melambai ini agar tetap tenang dan jangan takut. Juga harus meningkatkan kewaspadaan karena teror seperti ini tak menutup kemungkinan terjaddi di Sulut.
“Saya menghimbau, disamping waspada, masyarakat tetap tenang. Tidak perlu takut terhap pelaku teror,” tegasnya.
Melalui peristiwa yang sudah membooming tersebut, Kapolda mengajak kepada jajarannya dari Polda, Polres serta Polsek dan juga bagi pihak TNI agar tetap waspada dari setiap bentuk terorisme. Dalam meningkatkan kewaspadaan, Kapolda memerintahkan kepada aparat Desa atau Kelurahan sebagai ujung tombak pemerintah, harus mengantisipasi kerawanan di tiap daerah atau lingkungan dari ancaman ini. Setiap pendatang harus diketahui identitasnya serta tujuan tinggal.
“Aparat Desa dan Kelurahan harus antisipasi pendatang dari luar. “Didata identitas, tujuan tinggal. Jika identitas dan tujuan tidak jelas, segera kembalikan ke asalnya,” tukas Kapolda.
Jenderal bintang satu ini juga mengigatkan kepada para pengusaha tempat hiburan dan pusat perbelanjaan agar lebih selektif lagi mengawasi setiap pengunjung. Pihak pengelola tempat hiburan dan pusat perbelanjaan juga harus memasang CCTV dan menggunakan metal detector. Setiap tas bawaan, ransel serta sekalipun kendaraan harus diperiksa dengan teliti. Disamping itu, Marpaung menyerukan agar petugas meningkatkan patroli termasuk di rumah-rumah ibadah, tempat hiburan dan pusat perbelanjaan. Setiap Pos Polisi juga harus lebih mewaspadai serangan seperti ini.
“Sasaran mereka kantor Polisi, apa itu Pos Polisi, Polsek, Polres dan Polda. Mereka menganggap Polisi jadi penghalang untuk tujuan mereka seperti di Poso dan Jawa. Potensi serangan serupa di Sulut, Marpaung menyatakan Sulut memang rawan karena sangat berdekatan denga Poso serta Filipin. Namun karena kekompakan seluruh elemen di daerah ini, termasuk tokoh agama, maka potensi itu kecil.
“Sulut sulit disulut karena solid. Teror bisa eksis kalau didukung masyarakat. Contoh di Poso, masyarakat mendukung. Kalau di Sulut menolak, patut diacungi jempol. Jaga terus kekompakan dan waspadai segala bentuk terorisme, termasuk ISIS. Selama masyarakat tidak menerima, teroris tidak akan tumbuh subur,” kunci Marpaung.(tim/redaksi)