TOMOHON, (speednews-manado.com) – Untuk memberikan kesejukan kepada masyarakat hari ini Senin (04/01/16) Walikota Tomohon Jimmy F Eman SE Ak bersama rombongan mengunjungi lokasi semburan uap air yang terdapat di Kelurahan Tondangow Kecamatan Tomohon Selatan tepatnya berada diseberang jalan, sekitar cluster 24 milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) area Lahendong.
Seperti di ketahui saat ini ramai di dunia maya dan menjadi perbincangan hangat dalam masyarakat, sehingga menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi warga dan para pembaca yang tidak melihat dan mengerti secara langsung dengan aktivitas alam ini.
Kegiatan monitoring ini dilaksanakan Pemerintah Kota bersama pemerintah Provinsi Sulut dalam hal ini instansi terkait bersama para anggota DPRD Kota Tomohon. Sekaligus untuk memantau lokasi semburan uap air di kawasan panas bumi Lahendong yang sedang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy area Lahendong.
Kunjungan ini juga untuk memperoleh informasi yang jelas, masukan tentang
kondisi terkini dari akibat dan pengaruh semburan uap air ini bagi kehidupan masyarakat sekitar serta memberikan pemahaman yang jelas kepada seluruh masyarakat.
Walikota bersama rombongan mendapatkan penjelasan dari GM PT PGE area Lahendong Selvianus Patangke yang mengatakan bahwa Pertamina akan berusaha untuk mengatasi semburan yang keluar karena uap air yaitu dengan melakukan penanganan disumber semburan yang keluar bukan lumpur tetapi uap air panas.
“Lumpur terbentuk karena interaksi tanah di permukaan uap panas ini telah disampaikan kepada masyarakat bahwa tidak berbahaya,” Jelas Patangke.
Lanjutnya, Untuk hewan yang mati tidak terkait dengan musibah ini.Beliau mengatakan mereka memonitor selama 24 jam setiap hari.
“Pihak kami pertamina bertanggung jawab soal dampaknya dengan harga yang sewajarnya, bahkan kalau ada putusan yang diusulkan oleh pihak Pemerintah Daerah, pihaknya akan menyetujui untuk lahan yang terkena dampak dari aktivitas ini,” Tuturnya.
Bahkan lanjutnya pihak Geothermal berjanji akan menutup wilayah cluster 24 jika mengancam warga.
“Oleh karena itu masyarakat tak perlu kuatir karena pertamina mengutamakan kepentingan masyarakat dan apabila mengarah pada kerugian masyarakat maka operasional perusahan akan ditutup untuk memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat,” Jelasnya.
Ditempat yang sama Walikota Tomohon Jimmy F Eman mengatakan bahwa pihak manajemen pertamina telah memberi informasi terkini bahwa ini adalah tekanan uap air bukan lumpur.
Pemerintah Kota sendiri telah mengundang ahli dari Universitas Gajah Mada DR Tri Utami untuk melakukan kajian mengenai ativitas ini.
Walikota JFE mengatakan bahwa pihak Geothermal berjanji akan menutup wilayah kluster 24 jika mengancam keselamatan warga.
“Kepada seluruh masyarakat Tomohon diharapkan tetap tenang karena Tim Teknis Pertamina dan Geolog Universitas Gajah Mada akan terus melakukan kajian mengenai fenomena semburan uap air ini (bukan gas beracun) seperti yang dikawatirkan masyarakat,” Ujar Eman.
Pemerintah Provinsi bersama Pemerintah Kota Tomohon akan terus memantau aktivitas dan pekerjaan di lapangan.
“Bahkan Penjabat Gubernur Soni Sumarsono yang telah mengunjungi lokasi ini mengharapkan kepada masyarakat untuk tidak kawatir tetapi tetap waspada serta mengingatkan kepada pihak PT Pertamina Geotheermal Lahendong untuk terus memonitor dan menginformasikan aktivitas ini ,” Tandasnya.
Sebagaimana diketahui, pada pertengahan Desember 2015, sedikitnya tiga sumur mirip Lapindo di Kelurahan Tondangow, Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara, di sekitar area Klaster 24 milik Pertamina Geothermal Lahendong, melakukan semburan.
Tinggi semburan mencapai 15 meter lebih. Pantauan sebelumnya yakni saat Natal 25 Desember 2015 di lokasi ini justru menjadi obyek kunjungan bagi masyarakat sekitar dan para wisatawan.
Memang beberapa waktu lalu, dari tiga sumur lumpur yang ada, dua sumur lumpur telah membentuk lobang cukup besar.
Oleh karena itu diminta kepada para pengunjung untuk waspada. Dengan kunjungan ini Walikota Tomohon meminta seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan berikan kesempatan kepada para ahli dari Universitas Gajah Mada bersama tim terkait untuk meneliti dan mencarikan solusi terbaik untuk aktivitas alam ini.(Denny)