
TOMOHON – Wali Kota Tomohon Jimmy Feidie Eman SE. Ak. CA, memberikan apresiasi serta menyambut baik hadirnya pameran dan bedah Buku Bumi Karema karya Ruthy Bambang Waskito di TIFF 2019.
Menurut Eman, selain meramaikan, buku tersebut dapat dijadikan referensi pariwisata dan sebagai upaya pelestarian atau perlindungan alam, budaya, dan lingkungan yang ada di Sulut.
Pada TIFF 2017 dan TIFF 2018, Polda Sulut saat di Bawah Kepempimpinan Irjen (Pol) Drs. Bambang Waskito juga turut berpartisipasi dan mendukung penuh suksesnya kegiatan TIFF.
“Dengan hadirya Buku Bumi Karema karya Ruthy Bambang Waskito, patut kita apresiasi, ini bukti betapa besar kecintaan keluarga Bapak Bambang Waskito untuk kemajuan Sulut kedepan, kususnya Pariwisata tukasnya,” ujar Eman, Selasa (23/07/19).
Diketahui, foto-foto Ruthy yang terkumpul dalam Buku Bumi Karema merupakan hasil jepretannya selama ikut serta mendampingi tugas suaminya menjadi Kapolda di Sulawesi Utara beberapa waktu lalu.
Apa lagi terbitnya Buku tersebut juga mendapat dukungan dari Menteri Pariwisata Arief Yahya. Dalam pengantarnya, Arief Yahya mengatakan menyambut baik lahirnya buku Bumi Karema ini. Melalui buku ini, kata Arief, citra positif pariwisata Sulawesi Utara bisa dilihat dan mudah dipahami.
Ruthy yang sudah lama menyukai fotografi merasa beruntung tinggal di Sulawesi Utara untuk mendampingi suaminya yang bertugas sebagai Kapolda.
Lebih dari itu, Ruthy juga menemukan kekayaan dan keragaman budaya nusantara, toleransi serta keramah-tamahan penduduk setempat. Keterbukaan dan keramahtamahan masyarakat Sulut terasa mulai dari Kota Manado hingga Kabupaten Bolaang Mongondow.
Ruthy menyadari buku karyanya bukan ensiklopedia. Namun, dia berharap buku itu bisa menjadi referensi pariwisata dan sebagai upaya pelestarian atau perlindungan alam, budaya, dan lingkungan yang ada di Sulut untuk itu di TIFF 2019 buku ini ikut di hadirkan.
Ruthy berharap hadirnya Buku Bumi Karema’ dapat menjadi referensi pariwisata dan sebagai bentuk dukungan terhadap
TIFF 2019 sehingga dapat membangkitkan upaya pelestarian atau perlindungan alam, budaya, dan lingkungan di Sulut.
“Semoga buku ini dapat dijadikan rujukan baik warga lokal, wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri, pelajar, dan mahasiswa, serta masyarakat umum yang hadir dalam Bedah Buku dan Pameran nanti, agar bisa mengenal Sulawesi Utara dengan lebih baik,” ungkapnya.
Pemilihan judul buku foto Bumi Karema, merupakan pilihan jeli dari fotografer ini. Pasalnya nama Karema, selama ini erat kaitannya dengan legenda Sulawesi Utara. Karema, menurut cerita tradisional, adalah Dewi yang “melahirkan” masyarakat dan tanah sulawesi.
Nah, bagi anda yang penasaran dengan cerita dan asal-usul “Karema” sehinga Pria pun ikut tergila-gila padanya, anda dapat hadir dan mengikuti Seminar dan pameran yang akan di gelar pada 7 Agustus 2019 bertempat di Grand Linow. (denny)