MANADO – Gerakan melawan terorisme, radikalisme dan intoleransi dari berbagai elemen masyarakat dan pemuda Kota Manado, dilaksanakan di halaman gereja GMIM Sentrum, Kelurahan Lawangirung, Kecamatan Wenang, Senin (14/05/18) malam tadi.
Aksi solidaritas dan keprihatinan atas rangkaian bom bunuh diri yang dilakukan para teroris di Kota Surabaya, dihadiri Wali Kota Manado DR Ir GS Vicky Lumentut SH MSi DEA, Wakil Wali Kota Mor Dominus Bastiaan SE, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kota Manado Kombes Pol FX Surya Kumara, Komandan Distrik Militer (Dandim) 1309 Manado Letkol Arif Harianto serta para tokoh agama di Kota Manado.
Selain itu, hadir pula Sekretaris Jenderal (Sekjen) Sinode Am Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo Pdt Widodo.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Vicky Lumentut mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu mengecam dalam gerakan menolak aksi terorisme dan radikalisme di Indonesia dan Kota Manado pada khususnya.
“Saya mengajak kepada seluruh elemen masyarakat di kota Manado dan kita semua, dengan ini kita mengecam dan menolak terorisme dan radikalisme di tanah Nusantara Indonesia ini, khususnya di Kota Manado. Kita mengecam aksi teroris yang terjadi di Surabaya dan daerah lainnya. Jadikanlah Indonesia ini sebagai negara yang aman dan damai,” tegas orang nomor satu di Manado itu.
Menurutnya, predikat Kota Manado sebagai kota Paling Toleran di Indonesia. Dari Manado untuk Surabaya, Gerakan Melawan Terorisme, Radikalisme dan Intoleransi bukanlah slogan semata, tetapi telah menjadi tekad bersama mewujudkan Kota Manado sebagai daerah yang menjunjung tinggi toleransi.
“Mari kita pertahankan Manado menjadi daerah yang paling toleran di Republik Indonesia ini. Dari Manado kita nyatakan solidaritas untuk saudara-saudara kita korban keganasan teroris di Surabaya dan di Indonesia,” tandasnya.
Untuk kewaspadaan ditengah masyarakat, dirinya menegaskan akan meningkatkan pengamanan di lingkungan bersama tim terpadu.
“Masyarakat diminta untuk meningkatkan pengamanan di lingkungan masing-masing. Kenali siapa saja yang ada di lingkungan, jika ada yang mencurigakan, silahkan menghubungi aparat keamanan jangan main hakim sendiri,” tukasnya, seraya meminta aparatnya untuk melakukan razia Kartu Tanda Penduduk (KTP) di tempat kost dan penginapan.
Selain itu, dalam wadah Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM), dirinya telah berkomunikasi dengan pihak Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM, untuk membantu mengamankan wilayah yang dimulai dari tingkat kolom.
“Mari kita tingkatkan semangat kebersamaan serta kehidupan yang rukun dalam tatanan hidup masyarakat Kota Manado. Doakan Kota Manado agar tetap dalam perlindungan Tuhan yang Maha Esa,” pungkasnya.
Acara di halaman gereja GMIM Sentrum Manado yang dipadati ribuan warga dari berbagai elemen masyarakat itu, ditandai dengan penyalaan lilin dan doa bersama umat beragama di Kota Manado. (redaksi)