JAKARTA- Presiden Joko Widodo menilai jurusan di sekolah menengah kejuruan (SMK) perlu dibentuk lebih spesifik. Sebab, kebutuhan pasar tenaga kerja sudah berubah.
Presiden mengatakan, sejak dulu jurusan di SMK hanya bangunan, mesin, dan listrik. Sedangkan di Jerman, ia mengatakan, lebih spesifik, misalnya membuat dan memasang pintu atau jendela. Ia yakin, jurusan yang sudah ada bisa dibuat spesifik.
“Kenapa tidak membuat jurusan-jurusan seperti itu?” kata Presiden saat sambutan acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2017 di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2017).
SMK juga bisa fokus pada pembuatan video, aplikasi, atau perangkat genggam. Jika SMK dipikirkan dengan baik, Presiden yakin lulusan SMK bisa bersaing dalam bursa tenaga kerja.
Presiden menekankan, lulusan SMK dan sekolah lain harus bisa berkompetisi pada 2020 di mana Indonesia memiliki bonus demografi. Bila kualitas SMK tak dibenahi, dia khawatir jumlah angkatan kerja yang banyak di 2020 jadi bumerang.
“Oleh sebab itu, sarana maupun prasrana sekolah kejuruan harus disiapkan dengan baik,” jelas Presiden.
Presiden menyoroti kualitas guru SMK. Menurut Presiden, guru SMK harus mendapat pelatihan tambahan. “70 persen guru SMK adalah guru normatif.”
(metrotv/emmanuelbudi)