TOMOHON, (speednews-manado.com) – Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Ir Kadarsah Suryadi DEA mengatakan alasannya membuka jurusan Geofisika di Universitas Negeri Manado (UNIMA) Tondano karena ada suatu tantangan besar kedepan, bahwa energy itu sesuatu yang makin vital dan semakin langkah. Sementara di daerah Lahendong Sulut punya sumber energy Geothermal dimana sumber energy ini yang terbarukan dan merupakan salasatu solusi dari energy dimasa depan.
“ Saat ini sudah banyak generasi muda dari UNIMA yang ambil S2 dan S3 di ITB dalam bidang Geofisika dan juga terkait dengan Geothermal, jadi sudah saatnya perguruan-perguruan tinggi di seluruh Indonesia termasuk Unima untuk memajukan potensi wilayah masing-masing termasuk Energy Geothermal yang ada disini,” Ujar Suryadi saat diwawancarai sejumlah wartawan di restoran OFG Kakaskasen, Kamis (10/03/16).
Dijelaskannya bahwa ITB juga sudah punya ahli-ahli Geothermal yang siap mensupport kenapa? karena Lahendong merupakan daerah strategis milik bangsa ini. Untuk itu dengan kehadiran Unima melalui program studi baru akan menghasilkan para lulusan, para profesional yang siap juga ikut mengoptimalkan lahan Geothermal di daerah Lahendong.
“ Dan saya kira sudah saatnya kemitraan antara perguruan tinggi di Indonesia untuk bersatu turut bahu membahu memajukan wilayah masing-masing dan ITB mempunyai program study Geofisika S2,S3 Geothermal. Pihak ITB sangat senang dengan adanya inisiatif Unima membuka Prodik Geofisik karena ini merespons kebutuhan bangsa. Dan kedepan energy semakin langkah dan kita perlu masuk kedalam tatanan baru yaitu Energy baru dan Terbarukan, salahsatunya Geothermal.
Kalau Geothermal, di Kambojang Bandung Jawa barat sudah ada dan sudah punya Geofisika di ITB, sebetulnya Geotermal itu untuk program S2,S3 tapi Program S1 Geofisika juga menghasilkan lulusan yang punya kompetensi untuk ikut menangani masalah Geothermal,” tandasnya.
Jadi dengan demikian lanjutnya dengan adanya Program Geofisika ini berarti ikut mengawal PGE dengan persoalan-persoalan yang ada. Karena PGE itu adalah suatu industri, kolaborasi antara industry, Perguruan tinggi dan pemerintah termasuk pemerintah daerah itu menjadi kekuatan besar untuk bersama-sama mengawal dari segala sisi, sisi kompetensi, kebutuhan n lapangan,i regulasi dan sisi pertumbuhan ekonomi wilayah.Jadi ini memang harus berkaloborasi dengan industri termasuk anak-anak yang praktek mereka juga akan lebih baik jika diakomodir oleh PGE agar kalau sudah lulus sudah tidak asing lagi dengan lapangannya. Dan mengenai Sumber Daya Manusia (SDM) tentunya akan ada dosen Pembina dari ITB.
Ditempat yang sama Rektor Unima Prof Dr Philoteus EA Tuerah MSi DEA menjelaskan, untuk fasilitas saat ini akan menyesuaikan dengan kebutuhan, tetapi kami juga akan bekerja sama dengan PGE agar Geofisika kami bisa berjalan dan bisa menggunakan beberpa peralatan yang ada sama kami. Dan tentunya juga bisa secara bersama-sama bisa melihat dan pergi berpraktek di PGE.
Pihak Unima sudah merasakan kerjasama dengan ITB karena ITB sudah sangat,sangat berpengalaman, walaupun kami sudah ada beberapa Doctor alumni di ITB. Pihak ITB juga akan mendukung dan mensupport agar program studi bisa berjalan.Selain itu juga hal-hal yang kurang kami akan minta bantuan dan dukungan dari pihak ITB dan untuk dosen-dosen sudah siap dan akan ada yang akan disekolahkan, malahan dari pihak Pemkot Tomohon juga sudah menjanjikan bahwa ada beberapa SDM akan dikuliahkan S2 atau S3 di ITB dan itu akan dikirim oleh Pemerintah kota Tomohon.
“Jadi pihak kami (Unima) sudah membuka program Geofisika, tentu yang jelas permasalahannya disini banyak jadi dengan kata lain saya yakin bahwa program ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat apalagi baru-baru ini ini di PGE ada letupan-letupan. Dengan demikian masyarakat sangat membutuhkan mahasiswa-mahasiswa atau tenaga-tenaga alumni dari Geofisika,” Ungkap Tuerah seraya menambahkan bahwa kantor atau ruang kuliah berada di Fakultas Fisika dan tentu akan ada laboratoriumnya.
(denny)