
JAKARTA—Kisah menarik dari seorang Aktor perfileman Nasional Indonesia Roy Marthen, yang terkenal di era 60-70an terjebak dengan narkoba. Awalnya pada Tahun 1995, Roy Marthen dikenal dengan seorang pria yang tidak doyan dengan rokok atau bukan perokok ini, ditawari Amefetamin (Sabu-Sabu dan Ekstasi) secara gratis oleh bandar dan pengedar. Pada saat itu Amefetamin belum dilarang, karena belum ada Undang-Undang (UU) yang melarang tidak seperti sekarang ini telah dilarang keras penyalagunaan narkoba.
Ketika Roy telah terjebak dan akhirnya kecanduan Amefetamin, UU untuk melarang narkoba telah dikeluarkan. Tetapi begitulah, dalam penyalagunaan narkoba itu ada rumusnya, Masuk dalam jeratan begitu mudah, tapi keluarnya sangat sulit. Awal kisah Roy Marthen terjerumus ke dunia narkoba ini, diungkapkannya saat menjadi narasumber dalam seminar bertajuk “Semangat Sumpah Pemuda di Tengah Negara Darurat Narkoba, Peran dan Solusi Partai Demokrat” yang digelar DPP-PD. Dalam seminar di Kantor Pusat Partai Demokrat, Graha Kramat VII, Jalan Kramat Raya 146, Jakarta Pusat, Selasa (20/10)
Roy membayangkan betapa gigihnya, para bandar bersikeras untuk menjerat orang-orang masuk dan terjerumus dalam narkoba.
“Setiap berdoa, saya menangis. Tetapi lima menit setelah menyelesaikan doa, para pengedar sudah menelepon saya, menawarkan narkoba,” ujar Roy Marten yang saat ini dipercayakan kembali oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebagai Dewan Pembina Partai (DPP) Demokrat.
Kini, setelah Roy bersih dari dan telah keluar dari jeratan narkoba, dirinya menginfokan ada sekitar 250 jenis narkoba yang belum masuk UU. Pemerintah harus bekerja keras memberantasnya untuk menyelamatkan anak bangsa.
“Saya berterimakasih karena sudah bersih. Berterimakasih pada Tuhan, dukungan keluarga istri dan anak-anak, dan sahabat-sahabat dari Partai Demokrat. Tetapi kita harus memikirkan nasib generasi penerus bangsa. Saya tentu khawatir pada perkembangan dan nasib cucu-cucu saya karena maraknya peredaran narkoba di negeri ini,” tutup Roy Marten.(website demokrat/speednews-manado.com)