Sulut- Selebrasi Paskah Pemuda Sinode GMIM Tahun 2018 yang di adakan Senin (2/4/18) di Karpet Biru Balitka, Mapanget, yang kini menjadi perbincangan masyarakat Sulawesi Utara (Sulut), dimana terkait ada beberapa Pemuda di larikan kerumah sakit akibat sakit dan sampai pingsan.
Ketua Umum Panitia Selebrasi Paskah Pemuda Sinode GMIM, Netty Agnes Pantow (NAP) mengatakan bahwa sebenarnya salah satu Syarat keikut sertaan dalam selebrasi paskah ini peserta dilarang untuk memasang kembang api ataupun memasang bahan-bahan yang mengandung belerang yang mengeluarkan asap yang mempengaruhi saluran pernafasan.
“ternyata dilapangan itu ada satu kelompok yang menggunakan kembang api, dan dari kembang api itu menghasilkan asap yang bauh beracun dan juga dari tim medis mengatakan kalau itu juga yang membuat peserta ini sampai sesak napas, selain kecapeaan dan kelelahan,” Pungkas NAP, Rabu( 04/04/18)
NAP juga mengaharapkan agar untuk panitia yang akan menjadi tuan rumah kedepan tidak memperbolehkan untuk pemasangan kembang-kembang api seperti itu. Berbicara soal terkait kekurangan air minum yang ada di lokasi
“yah tentu kami sudah berupayah di rumah-rumah jemaat menyediakan air minum tetapi dengan jumblah peserta yang banyak maka air minum itu tidak akan cukup,” tuturnya
Lanjutnya, dia mengatakan terkait dengan pemuda yang sakit yang pingsan dan di rawat di Rumah sakit
“Pemuda yang lagi di Rawat di RS sekarang sudah banyak yang pulang, pada umumnya rawat jalan sudah pulang dan tidak ada yang meninggal sampai saat ini,” pungkas NAP
Sebagai Panitia Pantow sangat menyayangkan ada satu media cetak dan online yang menyampaikan bahwa ada yang meninggal sampai mengatakan GMIM berduka
“sampai saat ini ada pemuda yang sakit ada yang pingsan dan kekurangan terkait penyediaan air minum tetapi GMIM sampai saat ini pemudanya tidak berduka mereka dalam sukacita Paskah, saya kira media harus lebih jeli dalam mencari fakta-fakta yang ada berita yang di publikasih kamasyarakat,” tutup NAP.(ika)