SEKRETARIS Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Fanny Legoh, dalam Pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2018 Bersama Dinas Kebudayaan Provinsi Sulut mengatakan.
Untuk kebudayaan harus ada terobosan, agar budaya di Sulut dapat berkembang dengan baik.
“Tahun lalu saya bertemu dengan pak kadis ketika melakukan hearing dengan Dirjen kebudayaan. Kami komisi IV dalam satu kesepahaman, kita akan buat tahun depan yang namanya kongres kebudayaan Nasional kalau tidak salah bulan januari. Tapi dilihat di sini tidak ada kegiatan itu sama sekali,”pungkas Legoh.
Legoh juga menekankan, untuk kebudayaan di indonesia semakin banyak menyusut.
“Seharusnya kita berpikir bagaimana negara kita, bangsa kita mulai dari daerah, supaya adat kebudayaan manusia berbudaya. Kalau manusia tidak berbudaya, ini menjadi pembuayaan dan akan menjadi perbiadaban. Saya menganggap ini gagal tapi dari segi kebudayaan mungkin tidak gagal, tapi dari cita-cita kita bagaimana membangun satu komunitas budaya kita gagal. Saya tidak melihat satu trobosan baru tentang kebudayaan, contoh tidak ada seminar untuk kebudayaan seharusnya ini harus untuk meningkatkan kebudayaan di indonesia,”tutur Legoh.
Legoh juga menambahkan, di Indonesia ini sudah di kepung dengan negara globalisasi, menurutnya, dinas kebudayaan harus sensisitif dan menangkal prefentifitasnya yang baik agar kebudayaan kita menarik.
“Seperti yang terjadi baru-baru ini dengan event yang begitu megah, dengan datangnnya artis indonesia untuk event FFI. Tapi sayang sekali dari segi keamanaan gagal, memang dari puncak acara berhasil tapi untuk prepernya. Semua kelihatan gagal sama sekali. Seharunya jangan buat kita malu, Dinas Kebudayaan juga seharusnya mengadakan program dinas kebudayan di bidang seni musik,”tambah Legoh.
Menanggapi apa yang dikatakan Legoh, Kepala Dinas Kebudayaan F.J Rontinsulu mengatakan, untuk kongres yang dimaksud untuk diadakan di Sulut. Setelah dilihat, anggaran yang ada terbatas.
“Kami tidak lagi minta kepada pak Dirjen, untuk seminar kami ada program, tapi dana ini sangat terbatas,”tutur Kadis.
(Friska)