TOMOHON – Promosi keunikan, keindahan,kesejukan alam dan Panorama Tomohon yang dibarengi keramahan masyarakatnya yang cerdas dan murah senyum merupakan modal utama yang menjadi daya tarik kunjungan wisata di Kota Lima Dimensi ini.
Potensi ini yang menjadikan Tomohon dipilih sebagai lokasi utama pembuatan film Senjakala di Manado dengan 60 persen lebih lokasinya di Tomohon. Nantinya ketika kita melihat langsung film Indonesia yang berdialog khas Manado dengan lokasi syuting di sekitar pemukiman penduduk dan obyek-obyek wisata Tomohon yang telah mendunia.
Tentu mengharumkan Tomohon dan dampaknya akan terus menggelorakan semangat dan rasa memiliki dari masyarakat Kota tercinta ini dengan sejuta kebanggaan akan keindahan daerah kita.
Dampak seperti pulang kampung juga akan dirasakan bagi para kawanua yang berdomisili di luar Manado ketika menyaksikan film ini. Karena dampak luas dari pembuatan film yang turut di support Walikota Tomohon Jimmy F Eman SE Ak dan Wawali Syerly Adelyn Sompotan bersama Jajaran Pemerintah Kota Tomohon.
Pemutarannya pada saat-saat ini tentu sangat positif pengaruhnya dan menggema dalam masyarakat. Film Indonesia dengan latar belakang kota-kota di Sulawesi Utara yakni Manado, Tomohon,Tondano & Bitung mulai diputar di seluruh bioskop di Indonesia mulai Kamis 1 Desember 2016. Warga Kawanua di seluruh penjuru nusantara begitu antusias menyaksikan film in.
Wakil Walikota Tomohon Syerly Adelyn Sompotan begitu antusias menyaksikan film layar lebar yang mengambil shooting paling banyak di Kota Tomohon ini. Bahkan SAS
memboyong keluarga, kerabat, para staf di Setda Kota Tomohon baik dari humas Protokol dan umum serta para awak media biro Tomohon yang biasa meliput di Kota Sejuk Tomohon. Wawali Sompotan bahkan menyewa satu teather di salah satu Bioskop kenamaan di bilangan Kairagi Kota Manado, Kamis malam (1/12/16).
“Film ini mengambil lokasi paling banyak di Kota Tomohon. Tentunya ini merupakan kebanggaan bagi pemerintah dan masyarakat Kota Tomohon sekaligus sebagai ajang promosi gratis bagi wisata Sulut secara luas,” begitu juga dengan pelaksanaan Tomohon Internasional Flower Festival 2017 ujar wanita cantik dan energik ini.
Sompotan pun mengajak warga Kawanua di perantauan, di Kota Tomohon dan Sulut secara luas untuk menyaksikan film dengan dialog menggunakan aksen dan logat Manado yang kita gunakan sehari-hari dan sangat kental dengan nuansa Tomohon, sarat makna dan promosi budaya Sulawesi Utara. Jangan sampai ketinggalan menyaksikannya.
Film ini sendiri bercerita tentang konflik tiga generasi. Ketika cinta anak muda diperhadapkan persoalan tradisi, kultur dan keluarga.
Di sinilah kadang logika tak berdaya. Rasa yang berbicara dan Kasih Sayang menjadi pemenangnya.Itulah hebatnya cinta yang kuat. Film ini memang bercerita tentang kehidupan tiga generasi, yaitu oma, orangtua, anak dan cucu ini makin spesial karena dikemas dalam ‘nuansa rasa Manado’. Pemainnya 100 persen orang Manado. Begitu pun lokasinya. Kota Tomohon menjadi lokasi utama film layar lebar nasional itu. Selain Manado,Tomohon dan Tondano. Film ini juga juga bicara tentang Minahasa.
Para artis asal Nyiur Melambai yang tampil yakni Mika Tambajong, Fero Walandouw, Ray Sahetapy dan Rima Melati. Selanjutnya lokasi-lokasi yang menjadi obyek syuting yakni kelurahan Rurukan, SMP-SMA Lokon, Alamanda Retreat, Danau Linow, Bukit Doa Mahawu semua berlokasi di Tomohon begitu juga lokasi syuting lainnya di Manado, Bitung dan Minahasa.
Dalam film ini juga menampilkan penyanyi kawanua Once Mekel, pentolan Dewa 19 yang juga terlibat aktif dalam film ini. Once menyanyikan lagu soundtrack film dengan judul Cakrawala. Oleh karena itu sebagai warga Tomohon dan Sulawesi Utara pada umumnya mari kita menjaga,memelihara keindahan alam dan kesejukan Kota Tomohon. Sehingga menjadi Kota yang aman dan nyaman untuk di tempati sekaligus selalu menjadi kota yang menyenangkan untuk terus dikunjungi.
(Denny Poluan)