AMURANG – Terkait dengan bantuan Pemerintah lewat Dinas Pertanian Dan Peternakan (Distanak), pada periode yang lalu yaitu, 35 ekor sapi yang diperuntukan kepada kelompak tani yang ada di desa Popontolen.
Berkembang isu kepublik lewat Media Bahwa 35 ekor sapi tersebut telah di perjual- belikan oleh oknum Kadis Pertanian. lewat pemberitaan Ini saya menantang karena tidak ada kebenarannya
“Sejujurnya saya sampaikan kepada masyarakat desa Popontolen dan pada Publik umumnya bahwa Sapi 35 Ekor bantuan Pemerintah untuk kelompok Tani Popontolen Sapinya Ada, bahkan Saya buat pemantauan langsung jumlah Sapi sudah bertambah yang awalnya 35 ekor sekarang sudah menjadi 52 Ekor,” ungkap Kadis Pertanian dan Peternakan Minsel Ir Decky Keintjem diwawancarai oleh speednews-manado.com dirumah Kediamanya pada Sabtu (27/08/2016).
Dikatakannya untuk mencari tahu kebenarannya silahkan temui kelompok yang bersangkutan sebagai penerima bantuan. Oleh karena itu saya sebagai Kadis Pertanian Minsel menghimbau kepada masyarakat dan publik, agar jangan mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan isu kebohongan sehingga nama seseorang tercemar.
“Ibarat bulu ayam ketika sudah tertiup angin Sulit dibesihkan, jangan karena politik persatuan dan kesatuan kita abaikan sehingga tidak ada lagi kerukunan dan kebersamaan sebagai warga Minahasa Selatan,” pungkasnya.
Pada kesempatan Yang sama, Kadis menyampaikan mengenai bantuan Pemerintah sebesar 400 Juta rupiah yang diperuntukkan kepada Kelompok Tani Popontolen, sama sekali satu senpun belum ada pencairan sampai saat ini .Dan perlu diketahui bantuan Ini tidak berupa uang tapi arang dengan lahan 20 hektar.
“ Saya Kadis Pertanian dan Peternakan Minsel, mengklarifikasi kepada masyarakat Desa Popontolen mengenai kebun milik kaum bapa dan kaum ibu, karena ada sebagaian masyarakat mengatakan bahwa bantuan Dinas Pertanian salah sasaran karena hanya Jemaat GMIM saja, perlu diketahui dalam Kelompok tersebut anggotanya bukan hanya Jemaat GMIM tapi denominasi gereja yang hadir, diantaranya Pentakosta, Adven dan GPDi. Maka dari Itu kepada masyrakat Popontolen dewasalah dalam menyikapi isu. Ibarat makan pahit jangan cepat kita buang, dan manis jangan cepat ditelan,” tandasnya.
(Hezky Liando)