SULUT, (speednews-manado.com)—Senin (19/10/15) sore, Ratusan orang yang mengatasnamakan Masyarakat Adat Tou Minahasa (MATM), Senin menduduki Kantor Gubernur Sulawesi Utara (Sulut).
Maksud dan tujuan dari MATM ini, meminta Pemprov Sulut terkait pembakaran Gereja di Aceh Singkil belum lama ini.
Ratusan pendemo ini diterima langsung oleh Asisten I Pemprov Sulut Drs Jhon Palandung MSi dan Kepala Kesbangpol Sulut Edwin Silangen.
“Kami datang disini untuk meminta kepada Pemprov Sulut agar mengambil tindakan serta berperan aktif untuk menolak diskriminasi kaum minoritas di Indonesia. Stop diskriminasi umat minoritas, serta menolak keras diskriminasi terhadap umat Kristen dalam membangun rumah ibadah, maupun disaat menjalankan ibadah,” koar sekretaris Waraney Puser Itana Kota Bitung Crisye Lengkong.
Sementara itu, Asisten satu Jhon Palandung mengatakan, sejak peristiwa ini terjadi Gubernur langsung mengambil langkah antisipatif agar peristiwa yang terjadi di bumi serambi mekah itu, tidak sampai merembes di daerah Bumi Nyiur Melambai.
“Masyarakat Sulut agar tidak terprofokasi dengan tindakan dan ulah yang tidak terpuji yang dilakukan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab di Singkil Aceh, tapi marilah kita jaga persatuan dan kesatuan yang ada selama ini yaitu rukun dan damai, karena torang samua basudara,” kata Palandung.
Diketahui, sebelumnya Gubernur Sulut bersama Presidium Badan Kerjasama Antar Umat Bergama (BKSAUA) Provinsi Sulut telah menyeruhkan kepada seluruh umat beragama di Sulut melalui lima himbauan.
Kelima himbauan tersebut telah ditandatangani oleh Presidium BKSAUA Provinsi Sulut masing-masing Pdt DR RAD Siwu, KH Abdul Wahab Abdulgafur Lc, Ps Christian Santie MSc, Drs Ridwan Sofian, DR Drs I Dewa Ketut Anom MSi.
Kelima himbauan itu telah dibacakan Kabag Agama Biro Kesra Olgha Saisab S.Sos sebagai berikut :
- Agar terus memantapkan stabilitas dengan membina dan memelihara tiga kerukunan hidup beragama, yaitu : kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat beragama, kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah.
- Tingkatkan terus kewaspadaan terhadap isu-isu negative yang sengaja dilontarkan oleh oknum atau kelompok yang ingin memecah belah kesatuan dan persatuan umat beragama di Bumi Nyiur Melambai yang sama-sama kita cintai.
- Jalin kerjasama antar umat beragama untuk mengatasi setiap hal yang dapat memicu dis integrasi bangsa Indonesia di daerah ini.
- Tingkatkan jalinan kerjasama antara pimpinan umat beragama dengan pemerintah untuk mengantisipasi setiap gejolak social yang dapat melemahkan sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam satu keterikatan Bhineka Tunggal Ika.
- Agar segenap umat beragama Sulut memanjatkan doa khusus di tempat Ibadah Masing-masing untuk keselamtan Bangsa dan Negara khususnya Sulut dari rembesan peristiwa yang telah terjadi di kabupaten Aceh Singkil Provinsi Nangro Aceh Darusalam.(Tim/speednews-manado.com)