SULUT – Hearing komisi III dengan PT Meares Soputan Mining ( MSM) berlangsung hangat di ruang rapat I kantor Dewan provinsi (Deprov) Sulut, Senin (26/9) . Pihak PT MSM di panggil Komisi III karena adanya laporan warga yang rumahnya rusak akibat getaran dari pengeboran yang dilakukan PT MSM.
Ketua Komisi III DPRD Sulut, Adriana Dondokambey mengatakan, agar PT MSM dapat memperhatikan rumah-rumah penduduk di sekitar aktifitas perusahaan itu.
“Rumah penduduk yang rusak kiranya dapat diperhatikan melalui Corporate Social Responsibility (CSR). Karena ada yang rusak disebabkan getaran dari pengeboran yang dilakukan perusahaan,” pungkas Adriana Boy Tumiwa.
Politisi PDIP itu meminta agar lingkungan yang ada di sekitar perlu diseriusi PT MSM,jangan sampai dampaknya berpengaruh sampai kepada manusia.
“Sedangkan saja berita pembunuhan dengan sianida yang hanya sedikit sekali dicelup ke kopi bisa memakan korban. Apalagi yang berasal dari tambang. Perusahaan harus bertanggung jawab.Begitu pula, realisasi terhadap pendidikan belum tergambar betul. Dampaknya belum benar-benar terasa. Kalau dikatakan sudah membangun sarana sekolah dimana itu?,” tandasnya.
Sementara itu pihak PT MSM melalui juru bicaranya mengatakan, hingga kini mereka terus melakukan pelatihan atau studi tentang tambang.
“Kami berupaya untuk meyakinkan bahwa selama ini kami tetap menjaga aturan. Selalu dikatakan kalau memang kita tidak patuh kepada lingkungan maka kami minta pemerintah yang segera mengatasinya,” tegas Victor juru bicara PT MSM yang juga mengaku, dalam CSR mereka sudah merancang beberapa hal terkait infrastrukur. Namun, banyak sekali terkendala dengan masalah tanah.
“Di sektor pariwisata kami sudah membuka jalan yang ada di pantai Paal, Pulisan dan lainnya. Di jalan Bitung kamu sudah membuat jembatan ke batu putih dengan anggaran 3 miliar namun terkendala masalah tanah. Sehingga, tidak terus pekerjaannya,” paparnya.
(friskatewuh)