Manado – Daging tuna segar sudah dikukus dalam panci besar, kemudian setelah sampai di kematangan yang telah ditentukan. daging tersebut oleh wanita paruh ditiriskan, kemudian dicampur dengan berbagai bumbu pilihan.
Dalam ruangan ukuran 4X5 meter tujuh orang perempuan terlihat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Ada yang memipihkan adonan berbahan terigu dengan mesin semi otomatis. Ada yang mengisi adonan dengan ikan tuna yang telah dihancurkan. Dan ada pulang yang mencetak adonan yang telah disl sini tuna dengan bentuk setengah lingkaran.
Setelah semuanya adonan telah terkumpul sebanyak 200 picis. Barulah ketahap selanjutnya, yaitu melakukan penggorengan dengan minyak panas dengan suhu yang benar-benar panas. kemudian dilakukan penggorengan kurang lebih 5 menit untuk mendapatkan hasil yang sempurna, yaitu kuning kecoklatan.
Proses selanjutnya dengan meniriskan minyak minyak, sekaligus melakukan pendinginan. Ketika dirasa sudah dingin, kemudian di packing dengan berat 200 ml. Setelah itu, bisa Panada Tore, bisa dinikmati dengan kopi atau teh hangat.
“Awal mulai membuat usaha ini sejak 2005 lalu. Dengan modal Rp 500.000,” ujar Aty Tumayahu (48) saat memulai menceritakan mengenai usahanya.
Didampingi suami tercinta Amrin Ikhsan (50) dia kemudian menceritakan terus berusaha menekuni bisnis pembuatan kue seperti pia, panada dan Kolombemgi. Pilihannya kepada bisnis kue karena memang sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP) dirinya sudah belajar membuat kue, membantu ibu tersayang. Lama ke lamaan menjadi hobi baginya.
Makanya saat ingin membuka usaha, wanita murah senyum ini memutuskan untuk membuka kue, yang biasanya dipesan untuk makanan sehari-hari, maupun momen tertentu.
Usaha kue yang dibukanya perlahan-lahan terus berkembang., Selain warga sekitar yang memesan, masyarakat Kabupaten Gorontalo mulai mengenal kue bikinannya. Apalagi memang citarasa dari kue tersebut terus dijaga kelezatannya. “Dalam membuat kue saya selalu menjaga kualitasmya, sehingga citarasanya tidak berubah dari waktu ke waktu,” katanya.
Saat Alfamart hadir di Kabupaten Gorontalo dirinya dan suami kemudian berpikiran untuk memasukan satu di antara produknya ke minimarket tersebut. Dengan mengikuti prosedur dan konsultasi. Akhirnya produk panada tore yang sebelumnya berukuran besar, dikecilkan lagi, sehimgga berbentuk mini, sehingga diharapkan konsumen lebih tertarik. Begitu juga dengan kemasannya.
Jika sebelumnya kemasannya sekitar 500 gram, diputuskan untuk dikecilkan lagi, yaitu menjadi 200 gram, agar konsumen semakin terjamgkau untuk membeli.
Setelah melalui proses panjang, produk makanan ringan miliknya Panada Tore Cap Tinelo mulai terpajang dirak jaringan minimarket nasional tersebut. “Awalnya setiap toko hanya 4 picis saja, namun kemudian karena permintaan yang terus meningkat dalam jangka waktu dua bulan ditingkatkan menjadi 20 picis per toko,” katanya.
Untuk pengantarannya ke toko-toko dilakukan oleh suaminya, menggunakan sepeda motor. Untuk waktunya dilakukan setiap selesai salat subuh. “Sampai di toko yang lamamya 3 jam perjalanan, juga dilakukan oleh suami saya,” tuturnya.
Saat ini permintaan masyarakat terhadap produknya terus meningkat. Hal ini terlihat dari permintaan di setiap toko yang terus order. “Untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, saya dibantu oleh 7 karyawan,” ungkapnya.
Untuk prodiuksi, setiap hari membutuhkan terigu ssbanyak 30 kilogram dan daging tuna segar. “Ikan tunanya harus yang besar, dan segar, karena menyangkut rasanya,” ujar wanita murah senyum ini.
Ibu yang mencintai kedua anaknya lebih lanjut menjelaskan, jadi jika konsumen ingin membelinya, tak perlu repot-repot saat ini sudah ada diseluruh gerai Alfamart di Provinsi Gorontalo.
“Pada saat perayaan Idul Fitri maupun Natal, banyak dari konsumen yang membeli dalam jumlah banyak, mereka telepon langsung ke saya. Saat saya tanya dari mana tahu nomor telepon, selalu bilang, biasa beli di Alfamart,” katanya.
Saat pandemi terjadi beberapa waktu lalu, dirinya merasa bersyukur, karena tidak berpengaruh banyak terhadap penjualannya, karena Alfamart tetap buka.
Saat ini dari hasil usahanya dirinya merasa bersyukur, karena selain dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, juga dapat menyekolahkan anak hingga sarjana, membangun rumah dan membeli mobil pribadi dan menunaikan ibadah haji.
Sedangkan untuk omzet ssat ini setiap bulannya sekitar Rp 50 juta. “Semoga usaha saya terus berkembang bersama Alfamart,” katanya.