MANADO – Direksi PD Pasar Manado yang dipimpin Direktur Utama, dr Roland Roeroe, Direktur Umum, Lucky Senduk, Direktur Operasional Irving Kurniawan Biki dan Direktur Perencanaan dan Pengembangan, Jeffry Salilo, serta Ketua Dewan Pengawas PD Pasar, Novie Lumowa, serta Sekretaris Dewan Pengawas, Philip Sondakh, yang juga Assisten II Pemkot Manado, menghadiri kegiatan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Manado 2021, yang digelar di lantai 3 Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara (Sulut), Kamis (17/6).
Pertemuan yang dipimpin Wali Kota Manado, Andrei Angouw yang didampingi oleh Wakil Wali Kota Manado, Richard H Sualang dan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara, dan dihadiri oleh seluruh stakeholder perekonomian ini, dalam rangka pencanangan upaya Pengendalian inflasi di Kota Manado melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), serta untuk mengukuhkan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kota Manado.
Kepala Kantor Perwakilan BI Sulawesi Utara, Arbonas Hutabarat, memberikan apresiasi terhadap Wali Kota dan Wakil Wali Kota Manado, Andrei Angouw-Richard H Sualang, yang menunjukan keseriusan dalam pengendalian inflasi, di mana langsung membentuk tim kerja bersama TPID.
Bahkan, Arbonas sempat terkejut, karena Wali Kota dan Wakil Wali Kota Manado, memboyong semua pejabat yang berhubungan langsung dengan perekonomian, termasuk para Direksi PD Pasar, yang menandakan jika pengendalian inflasi memang benar-benar diperhatikan dengan serius oleh Pemerintah Kota Manado saat ini.
“Tentunya harapan kami, dengan TPID yang telah terbentuk, akan lebih meningkatkan perekonomian Kota Manado,” kata Arbonas.
Sementara, Wali Kota Manado Andrei Angouw menegaskan jika inflasi merupakan faktor terbesar timbulnya kemiskinan masyarakat. Menurutnya, jika inflasi tidak terkendali, maka hal tersebut bisa menjadi ‘pembunuh berdarah dingin’, yang mengakibatkan banyak masyarakat menjadi tertekan.
“Ini (inflasi) perlu untuk dikendalikan agar tidak memberatkan warga Kota Manado yang tentunya berdampak pada perputaran perekonomian,” ujar Wali Kota Andrei Angouw.
Direktur Utama PD Pasar Manado, dr Roland Roeroe mengatakan, pihaknya sangat mendukung pertemuan tersebut, karena melihat visi dari kepala BI, yang sama dengan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Manado untuk membawa Manado Maju dan Sejahtera, di mana salah satu aspek utama adalah perekonomian yang bisa terkendali atau stabil.
Lanjut dijelaskannya, PD Pasar diajak ikut TPID, karena salah satu pengendalian ekonomi itu utamanya berpusat di pasar, di mana pasar ini, merupakan pusat transaksi ekonomi setiap hari, dan cukup mempengaruhi inflasi.
“Pasar itu transaksi ekonomi cukup besar di Kota Manado,” kata Roeroe.
Menurut Roeroe, keterlibatan langsung BI dalam membantu menstabilkan perekonomian, merupakan sinergitas yang baik, sehingga jika ekonomi stabil, PAD naik, outputnya juga akan jelas yakni demi kemajuan masyarakat lewat timbal balik pengalokasian anggaran untuk pembangunan.
Untuk itu, PD Pasar menurut Roeroe memiliki misi menjadikan pasar yang profesional untuk meningkatkan kenyamanan pedagang atau penjual maupun pembeli, sehingga bisa terjadi pengendalian yang baik.
Memang hal tersebut dijelaskan Roeroe perlu effort atau perjuangan untuk mencapainya. Dan untuk mencapai hal tersebut, salah satu yang akan dilakukan oleh PD Pasar adalah melakukan reformasi di tubuh manajemen, agar mendapatkan energi dan semangat dari setiap bagian yang ada di PD Pasar.
Program utama yang dijalankan PD Pasar saat ini adalah inklusif dan kolaboratif. Dijelaskannya, Inklusif artinya membuka diri dengan siapa saja yang mau membangun pasar dan bisa meningkatkan pendapatan, baik bagi PD Pasar maupun ke kas daerah Kota Manado sebagai PAD.
“Bisa kita jalankan dengan kerjasama permodalan, kerjasama pengelolaan dan sistem anak perusahaan. Hal ini diperbolehkan karena diatur dalam PP 54 tahun 2017 terkait dengan kerjasama. Jadi manajemen melihat tingkat pendapatan bukan hanya dari iuran tapi lewat kerjasama ini,” ujar Roeroe.
Sementara, terkait kolaboratif, Roeroe menegaskan jika pihaknya akan menempatkan pedagang bukan lagi sebagai objek, melainkan sebagai subjek, yakni menjadi mitra atau partner yang dijalin oleh perusahaan dalam rangka membangun aspek pendapatan untuk perusahaan tapi juga membangun perekonomian daerah.
“Artinya, jika pedagang maju, PD Pasar ikut maju, tentunya perekonomian akan meningkat,” ujar Roeroe.
“Sekali lagi saya menekankan outputnya adalah, kalau inflasi dikendalikan, perekonomian maju, PAD meningkat, maka alokasi anggaran untuk pembangunan juga meningkat, baik dari APBD maupun dari anggaran pusat. Suplai dari pusat akan naik karena melihat daerah yang juga PAD meningkat. Dengan demikian, pembangunan signifikan berjalan di Kota Manado, dan yang merasakan adalah masyarakat,” kata Roeroe kembali.
Hadir dalam kegiatan High Level Meeting TPID dan Pengukuhan TP2DD Kota Manado ini, di antaranya, Wali Kota Manado, Andrei Angouw, Wakil Wali Kota Manado, Richard H Sualang, Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat, Sekretaris Daerah, Micler Lakat, Direksi PD Pasar Manado, Dewan Pengawas PD Pasar Manado, Novie Lumowa dan Philip Sondakh, para Deputi BI Perwakilan Sulut, Kepala Badan Pusat Statistik, Perwakilan Bank SulutGo dan para pejabat teknis pemerintah Kota Manado seperti Kepala Dinas Perindag, Dinas Pertanian dan Bapenda.