BOLMONG – Disaat warga mengalami kesusahan dan tidak bisa berbuat apa-apa karena adanya pandemi virus corona ternyata tak menyurutkan niat PDAM Bolaang Mongondow (Bolmong) untuk mencabut meter air warga yang menunggak.
Hal tersebut terjadi pada salah satu warga Kotamobagu yang beralamatkan di Kotabangun Jalan Tadohe di salah satu rumah warga Kotobangun ex Perumahan dokter, Kamis (16/4/20).
Menurut informasi yang didapat wartawan, saat itu pemilik rumah tidak berada di tempat karena sedang berada di wilayah Bolmong selatan.
Saat rumah dalam keadaan kosong petugas PDAM mengambil kesempatan untuk memutuskan meter sambungan air dari pemilik rumah pelanggan.
Kepada speednews, Sabtu (18/04/20) sumber yang tak mau namanya di ekpose mengatakan bahwa dirinya sudah mengingatkan kalau boleh jangan dulu di cabut meternya karena pemilik rumah lagi pulang kampung karena covid-19 belum sempat pulang kota.
“Namun para petugas dari PDAM terkesan saat itu sangat arogan dan tidak berperi kemanusiaan dengan mencabut meter pelanggan yang pemiliknya tidak berada di rumah,” ujar Sumber.
Hal yang sama saat speednews mewawancarai warga berinisial OL yang mendiami rumah ex dokter, Ia mengatakan bahwa sebelumnya sudah ada surat dari pihak PDAM untuk pembayaran tunggakan dan sudah di konfrmasikan kepihak PDAM.
Namun karena adanya hal yang diluar kewajaran dari jumlah penghitungan debit air yang berlebihan dari
pemakaian perkubik, sehingga saat itu belum ada konfrmasi jawaban maksimal dari pihak PDAM.
“Saya juga kadang memakai air berlebihan, karena sering keluar kota dan heran bisa besar pemakaiaan air dirumah padahal rumah dalam keadaan kosong, namun herannya tunggakannya bisa delapan ratusan ribu,” ujarnya.
Namun dirinya berjanji akan melunasi dengan meminta kebijakan karena adanya covid-19, jadi belum sempat mencari tambahan penghasilan dikarenakan tidak bisa keluar rumah karena selama ini lagi di kampung dan itu sudah di sampaikan ke kantor PDAM permohonan langsung.
“Tapi kenapa saat rumah kosong dalam situasi di landa covid-19 air saya diputuskan tanpa ada rasa pertimbangan,” ungkap OL dengan nada kesal.
Perusahaan Daerah Air minum (PDAM) yang berkedudukan di Kota Kotamobagu yang saat ini dipimpin oleh Alfrida Poluan sebagai direktur umum di nilai terlalu arogan dan semena mena tanpa ada pertimbangan kemanusiaan dalam menangani permasalahan di lingkup kerja PDAM.
“Berharap di tinjau kembali manajemnya di duga banyak ketimpangan di intansi perusahaan air minum daerah tersebut,” tandasnya. (ML)