Sulut- Iklim Ekonomi secara global dan nasional yang saat ini melemah, hal ini di maklumi oleh Pemerintah provinsi dan DPRD provinsi, DPRD provinsi akan mengusulkan kepada pemerintah provinsi agar supaya meminta ketegasan kepada menteri perdagangan agar supaya mencabut atau menutup import di seluruh indonesia.
Hal ini di tegaskan Ketua Fraksi Nyiurmelambai DPRD Sulut Wenny Lumentut SE, Rabu (30/10/19) di rungannya.
Dalam rangka menyambut hari raya natal dan tahun baru,petani ada nilai tambah diminta kepada pabrikan rokok agar supaya dapat membuka pembelian cengkih yang ada di indonesia
” kalau tidak dibuka ini akan menjadi permainan segelintir orang untuk menawarkan harga sampai harga cengkih jatuh semurah mungkin,”tegas Wakil Ketua Komisi I DPRD Sulut ini
lanjutnya, dirinya menfimbau kepada para petani agar supaya dalam menjual cangkih jangan menjual hasil produksinya.
“Tolong disimpan karena biasanya pada awal tahun harga cengkih akan naik menjadi 100.000,”pungkas Lumentut
Selain itu lumentut menjelaskan untuk Kondisi yang terjadi sekarang karena ada 1 ataupun 2 pabrik yang menutup pembelian akan tetapi setelah memasuki awal tahun 2020
“pabrik-pabrik akan membuka pembelian sedangkan komoditas cengkih dipasaran sudah mulai menipis karena dalam kondisi harga murah petani memerlukan ongkos dan biaya dan lain-lain, para petani menjual seluruh hasil produksinya dan tahun depan diprediksikan akan terjadi kekosongan cengkih oleh karena itu petani dapat menyimpan hasil cengkihnya agar supaya di tahun depan masih bisa dijual dengan harga yang tinggi,”jelasnya
Untuk Harga yang ada sekarang sudah tidak masuk diakal lagi karena harga sudah berada dibawah harga pokok produksi
“oleh sebab itu diharapkan kepada para petani agar dapat menahan penjualan hasil cengkihnya karena tahun depan harha akan naik dan akan memberikan harga yang cukup kepada para petani. Karena kondisi sekarang supply lebih besar dari demand kalau kedepan pasti demand akan lebih besar dari suplly karena tahun depan tidak ada panen jadi akan terjadi kekosongan.”tutupnya
(ika)