
MINSEL – Bupati Minahasa Selatan DR. Christiany Eugenia Paruntu,SE, Rabu (05/12/18) mengunjungi pulau Mansinam di Kabupaten Manokwari. Keistimewaan pulau yang berjarak sekitar 6 kilometer dari pusat kota Manokwari ini memang bukan terletak pada panorama alamnya.
Mansinam adalah saksi sejarah dimana sebuah peradaban baru dimulai di pulau ini, Manokwari, dan pada akhirnya menyebar hingga ke seluruh daratan Papua. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Papua tidak akan mengenal modernisasi bila para misionaris tidak menginjakkan kaki di Pulau Mansinam.
Pada tanggal 5 Februari 1855, dua orang misionaris asal Jerman yang bernama Carl Wilhelm Ottouw dan Johann Gottlob Geissler menginjakkan kaki di wilayah Papua untuk pertama kalinya.
Mereka sampai di pulau Mansinam setelah sebelumnya melakukan pelayaran panjang dan singgah di Batavia, Makasar, serta Ternate. Sebagai misionaris, tugas utama mereka adalah memberitakan kabar baik yang tertulis di dalam Injil.
Banyak peninggalan bersejarah terkait keberadaan Ottouw-Geissler yang dapat ditemui di Pulau Mansinam. Dimulai dari sebuah salib tugu peringatan masuknya Injil di tanah Papua, ia berdiri begitu indah dan mempunyai prasasti bertuliskan bahasa Jerman dengan penjelasan bahwa Ottouw-Geissler adalah misionaris pertama yang tiba di Mansinam pada tanggal 5 Februari 1855.
Selain monumen yang begitu fenomenal, sisa bangunan gereja yang dulu pertama dibangun oleh Ottouw-Geissler pun masih dapat dilihat. Walau saat ini hanya tinggal pondasinya saja.
Di samping gereja, terdapat sebuah sumur tua yang dulu dibuat oleh Ottouw-Geissler sebagai sumber air yang berguna bagi seluruh penduduk pulau. Hebatnya, sumur tua itu masih tetap digunakan hingga kini dan menjadi saksi penting dari sejarah peradaban di pulau Mansinam.
Diketahui, Bupati DR.Chrstiany Eugenia Paruntu, SE saat berkunjung ke Kabupaten Manokwari Propinsi Papua Barat ketika berada di bandara udara Rindani kedatangan Tetty Paruntu cukup menghebohkan.
Pasalnya, penyambutan bupati Tetty cukup menarik perhatian, diawali dengan prosesi injak piring kemudian Bupati Tetty juga di gandeng sambil berjalan dengan tarian adat khas Manokwari.
Tak ketinggalan Kerukunan keluarga Kawanua, Brigade Manguni, Waraney, dan juga tarian kabasaran menyambut Bupati tercantik se-Indonesia ini. (redaksi)