
Minut – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Utara (Minut)di bawah kepemimpinan Bupati Vonnie Anneke Panambunan melalui Dinas Perindustrian yang di Kepalai Royke Kodoati menggelar Pelatihan Pembuatan Arang Tempurung yang merupakan hasil turunan dari pengolahan kelapa, yang di selenggarakan di Desa Winuri Kecamatan Likupang Timur pada Selasa, 10 Juli 2018.
Bupati Vonnie Anneke Panambunan yang di wakili oleh Asisten II Bidang Pembangunan Allan Mingkid mengatakan, “Di Kabupaten Minahasa Utara, menurut data dari Dinas Pertanian Minut terdapat kurang lebih 46.000 Hektar lahan yang ditanami Kelapa. Walaupun harga dari komoditi Kopra turun, namun banyak produk turunan yang bisa dimaksimalkan untuk masyarakat. Salah satunya adalah dengan mengolah arang tempurung, yang jika dilakukan dengan benar, malah hasilnya bisa melebihi pendapatan dalam mengolah Kopra”, ungkap Asisten II Bidang Pembangunan Drs Allan Mingkid, yang mewakili Bupati Minahasa Utara Vonnie Anneke Panambunan.
Kepala Dinas Perindustrian Minut Royke Kodoati mengatakan, “Tanaman Kelapa yang banyak tumbuh di Minahasa Utara merupakan salah satu komoditas pertanian sekaligus sebagai tanaman industri yang sangat potensial dan mempunyai peranan yang sangat penting baik dari segi nutrisi maupun ekonomi bagi penduduk Minahasa Utara.
Pelatihan Pembuatan Arang Tempurung yang merupakan olahan turunan kelapa ini digelar untuk meningkatkan pengetahuan, kualitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat Minahasa Utara, khususnya petani tanaman kelapa dan pelaku ekonomi juga mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Minahasa Utara.
“Tempurung kelapa merupakan bagian buah kelapa yang fungsinya secara biologis adalah pelindung inti buah dan terletak di bagian sebelah dalam sabut dengan ketebalan berkisar antara 3-6mm. Tempurung kelapa dikategorikan sebagai kayu keras. Apabila tempurung kelapa dibakar pada temperatur tinggi dalam ruangan yang tidak berhubungan dengan udara maka akan terjadi rangkaian proses penguraian penyusunan tempurung kelapa tersebut dan akan menghasilkan arang. Sebagai bahan bakar, arang lebih menguntungkan dibanding kayu bakar. Arang memberikan kalor pembakaran yang lebih tinggi dan asap yang lebih sedikit. Kebutuhan akan arang tetap tinggi, karena keberadaanya sebagai bahan baku prose pembakaran belum dapat tergantikan, misalnya untuk pembakaran sate, ayam bakar, ikan bakar, dan sebagainya. Bahan baku pembuatan arang tempurung kelapa ini cukup mudah didapatkan”, jelas Kadis Perindustrian Royke Kodoati.
“Pelatihan ini digelar atas aspirasi dari anggota DPRD Minut Denny Sompie yang juga merupakan seorang tokoh masyarakat di Desa Winuri. Dalam hubungan antara Pemerintah Kabupaten bersama anggota DPRD, kami menyatukan visi, menggelar kegiatan pelatihan ini dalam rangka memberikan solusi bagi para petani kelapa sehingga dari sinergitas ini bisa tercipta manfaat yang maksimal bagi masyarakat’, ujar Kodoati.
Denny Sompie yang merupakan suami dari Hukum Tua Desa Winuri Shinta Kasso mengatakan bahwa dirinya sebagai wakil rakyat akan terus mengawal aspirasi dan suara masyarakat sehingga pelatihan ini bisa membawa perubahan bagi para petani Kelapa, khususnya di tanah Tonsea ini,
“Dari informasi yang diberikan oleh Dinas Perindustrian bahwa selain pembuatan arang tempurung, polusi yang tercipta bahkan bisa dimaksimalkan dengan cara mengolah asap dari pembakaran tempurung menjadi produk Asap Cair yang jika dijual harganya mencapai 300 – 400 ribu Rupiah per liternya. Akan kami perjuangkan dalam APBD Perubahan nanti sehingga bisa mendatangkan alat pengolah asap cair ini yang bernilai sekitar 40 Juta Rupiah sehingga diharapkan pengolahan asap cair di Desa Winuri nantinya akan menjadi Pile Project bagi petani Kelapa di Minahasa Utara”, ujar Denny Sompie.
reinold