
MANADO—Guna mewujudkan program Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo (Jokowi) membangun dari pinggiran. Himpunan Mahasiswa Nusa Utara (HIMSTAR) menggelar Dialog Publik yang bertemakan “ Wawasan Kebangsaan dan Realisasinya Dalam Mewujudkan Nawa Cita di Sulawesi Utara (Sulut)”, Rabu (24/05/17) bertempat di Hotel Aston Manado.
Tampil sebagai pemateri dalam dialog itu sendiri, dari Akademisi DR Michael Mamentu dan Pemerhati wilayah perbatasan Jim Robert Tindi SE.
Dalam pemaparannya, DR Michael Mamentu mengatakan kalau pemerintah ingin serius membangun dari daerah pesisir atau pinggiran, anggaran APBN harus lebih besar di prioritaskan di daerah pedesaan agar apa yang diprogramkan oleh Presiden Jokowi dapat terwujud.
“ Jadi sifatnya harus menggunakan sistem piramida terbalik, dalam artian anggaran harus diprioritaskan ke daerah pedesaan atau pinggiran,”ujar Mamentu.
Menurutnya, dari hasil risetnya di kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro, ada beberapa hal yang mengakibatkan keterlambatan pembangunan di daerah pinggiran. Diantaranya, Faktor letak dan kondisi geografis, Ketersediaan infrastruktur, Nepotisme program dan kegiatan, Spoil sistem, Politisasi birokrasi, Political orientation, Karakteristik lokal/nilai-nilai lokal.
“ Faktor-faktor tersebut yang menjadi penghambat bagi pembangunan, dalam mewujudkan Nawa Cita untuk kesejahteraan masyarakat di daerah pinggiran,”tandas Mamentu seraya menambahkan, banyak bantuan pemerintah bagi masyarakat khususnya di kepulauan salah sasaran.
Sementara itu, selaku pemerhati Wilayah Perbatasan Jim Robert Tindi SE, yang membawakan materi wawasan kebangsaan mengatakan, bagaimana menghadapi krisis kebangsaan dalam mewujudkan keadilan sosial bagi masyarakat.
Menurutnya, berbicara Nawa Cita bagaimana cara mewujudkannya, kalau keadilan sosial tidak dirasakan secara merata oleh masyarakat khususnya warga di daerah pinggiran.
“ Untuk mewujudkan Nawa Cita yang merupakan program digagas oleh Presiden Jokowi. Pemerintah harus menunjukkan jalan prioritas untuk perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Untuk itu Keadilan sosial harus hadir ditengah masyarakat di daerah pinggiran,” terang Tindi.
Lanjutnya, berbicara wawasan kebangsaan untuk terwujudnya Nawa Cita, harus didukung dengan persatuan dan kesatuan serta keadilan sosial di masyarakat. Ini pentingnya anggaran dana desa dan bantuan lainnya, harus merata dan jangan sampai salah sasaran.
“ Jadi Pembangunan harus dipercepat, baik dari segi infrastruktur maupun lainnya. Untuk menunjang transportasi baik laut,darat maupun udara, agar kesejahteraan masyarakat pesisir bisa mereka rasakan. Sudah saatnya generasi muda untuk berbicara, demi terwujudnya program pemerintah membangun dari pinggiran,” tandas Tindi.
(romel)