TOMOHON, (speednews-manado.com) – Wakil Gubernur Sulut Drs Steven Kandouw mengingatkan Humas pemerintah daerah untuk menyampaikan pemberitaan terhadap Kepala daerah secara realistis dan proporsional. Hal itu disampaikan Wagub saat membuka Workshop Kehumasan Provinsi Sulut, Rabu (27/04) di ruang CJ Rantun Kantor Gubernur, dalam acara yang digelar Biro Pemerintahan dan Humas Setdaprov Sulut.
Wagub menegaskan dua landasan penting yang perlu diperhatikan aparat kehumasan, landasan pertama yakni harus Idealis dan kedua harus Pragmatis. Idealis dimaksudkan agar humas dapat menjembatani informasi pemerintahan secara keseluruhan kepada publik melalui rekan kerja yakni Jurnalis. Sementara Pragmatis haruslah diikuti dengan realistis, penyampaian informasi haruslah sesuai realita.
“Humas jangan terlalu fokus pada pencitraan Kepala daerah, sebab dalam ilmu komunikasi pencitraan berlebihan kepada kepala daerah adalah hal yang buruk. Sebab berita/informasi yang memuat terlalu banyak pencitraan kepala daerah pada suatu titik akan menimbulkan kemuakan publik terhadap informasi tersebut,” ingat Wagub dalam kegiatan yang diikuti pejabat Kehumasan di SKPD Pemprov Sulut dan serta Pemkab/Pemkot se Sulut dan JIPS.
Kasubag humas Pemkot Tomohon Djufry Rorong, S Sos yang mengikuti kegiatan ini mengatakan Pemerintah Kota Tomohon melalui humas berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut.
Dikatakan Rorong banyak hal yang diperoleh dari kegiatan ini baik informasi terkini tentang kehumasan, hubungan dengan media dan pembentukan wadah organisasi pers di Kabupaten /Kota dan kerjasama pemberitaan dengan media serta hal-hal terkait lainnya.
Dalam kesempatan ini tersebut , Wagub juga menyentil soal pemberian advertorial kepada perusahaan pers. Menurutnya, kue APBD untuk iklan/advertorial sangatlah terbatas. Karenanya Humas haruslah bijaksana dalam membaginya. Harus proporsional, dilihat dari rating, oplah dan lain sebagainya.
Di sisi lain, Wagub juga menyindir wartawan untuk terus profesional. “Pers juga harus tahu diri, jangan oplah hanya 200 eksemplar tetapi minta harga yang sama dengan yang beroplah ribuan. Demikian halnya dengan media online dan radio,” imbuhnya.
(DENNY POILUAN)