TOMOHON, (speednews-manado.com) – Upaya keras Pemerintah kota (Pemkot) Tomohon melalui koordinasi berbagai pihak dilakukan untuk mengatur kepulangan para siswa yang tertunda kepulangannya ke Tomohon setelah mengikuti lomba di Bandung. Diketahui,para siswa yang berasal dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kristen Tomohon berhasil meraih juara umum pada lomba Marching Band di Bandung Jawa barat. Tim keseluruhan yang beranggotakan 91 orang termasuk para orang tua siswa ini mengikuti lomba tanpa sepengetahuan Pemerintah Kota Tomohon dan dibiayai sendiri oleh para orang tua siswa. Kepala Dinas Pendidikan Daerah Kota Tomohon Drs Gerardus Mogi mengatakan bahwa keikutsertaan para siswa dalam lomba ini diatur sendiri oleh pengurus Panguyuban dengan dukungan dan persetujuan penuh para orang tua siswa yang mendukung melalui pendanaan bagi masing-masing siswa. “Untuk keberangkatan mereka tanpa sepengetahuan Pemerintah Kota Tomohon yang melibatkan para siswa yang ada di sekolah tersebut yang juga bersama para siswa dari SMK dan SMA Negeri yang merupakan alumni SMP Kristen Tomohon,” Tutur Mogi pada wartawan Kamis (22/10/15). Kepala Sekolah SMP Kristen Tomohon Rody D Tulung SPd menegaskan bahwa Pemerintah Kota Tomohon tidak terlibat dalam hal ini, khususnya Walikota Jimmy F Eman SE Ak yang tidak mengetahui keikutsertaan tim dalam lomba tersebut. selanjutnya pihak sekolah tentu menyampaikan permohonan maaf kepada pemerintah Kota Tomohon khususnya kepada Walikota, sebab Pemerintah Kota Tomohon sama sekali tidak terlibat dan Tim bukan menjadi utusan Pemerintah Kota Tomohon. Tetapi atas inisiatif panguyuban orang tua dari anak-anak marching band haleluya. “Saya sebagai kepala sekolah dan guru/pegawai SMP Kristen Tomohon meminta maaf kepada Pemerintah kota Tomohon, lebih khusus kepada walikota Tomohon atas pernyataan melalui media sosial baik online maupun media masa lainnya yang menyudutkan walikota, berkaitan dengan masalah kepulangan para siswa yang tertunda karena belum tersedianya biaya tiket pulang Club Haleluya Marching Band di SMP Kristen Tomohon,” Ungkap Tulung. Padahal lanjut Tulung hal ini bukan tanggung jawab pemkot karena bukan utusan pemkot untuk ikut lomba marching band di Bandung tetapi sepenuhnya tanggung jawab pengurus panguyuban dan orang tua yang menjamin lewat dana yang dijanjikan. Untuk diketahui oleh warga sulut dan masyarakat Kota Tomohon bahwa keikutsertaan ini adalah inisiatif paguyuban orang tua dari anggota club yang baru terbentuk pada awal Bulan September 2015 dan semua biaya adalah tanggung jawab panguyuban. “Diawal pertemuan dengan orang tua pada Minggu terakhir Agustus 2015, saya sebagai kepala sekolah menyatakan tidak siap karena tidak ada anggaran ataupun dana untuk hal itu,” Jelasnya. Lanjutnya,namun secara spontan orang tua yang hadir dalam pertemuan tersebut menyatakan siap dengan berbagai upaya termasuk orang tua siap tanggung dana sebesar 4 juta per peserta. Tetapi kenyataannya sampai saat ini sebagian besar belum memenuhi tanggungan itu. Panitia Panguyuban sendiri baru terbentuk pada tanggal 1 September 2015 lalu. “Selanjutnya upaya saat ini sebagai wujud tanggung jawab sekolah karena ada 44 siswa, kami sudah akan mentransfer biaya tiket pulang untuk kloter pertama 7 siswa. Sesuai kapasitas lowong dalam pesawat. Dan akan diupayakan seluruh siswa SMP yang menjadi anggota Marching Band akan dipulangkan di Minggu ini,” Katanya. Jadi Pihak sekolah bertanggung jawab penuh dalam masalah ini dan pendanaan dari sekolah bukan dari pihak-pihak lainnya untuk proses pemulangan yang tertunda. Begitu juga keikutsertaan ke enam guru yang mendampingi para siswa, mereka membayar tiket masing-masing. Justru para pengurus panguyuban yang adalah perkumpulan para orang tua marching band di sekolah ini mereka yang mengatur semuanya. Saat ini sudah ada beberapa siswa yang telah kembali bersama orang tua mereka. Perlu diinformasikan bahwa sampai saat ini tidak ada keluhan atau keberatan dari para orang tua siswa yang ikut dalam kegiatan ini karena mereka yang tahu persis untuk pendanaan kegiatan ini yang semuanya dari mereka. Para siswa yang terdiri dari 44 siswa SMP Kristen Tomohon yang berlokasi di Kaaten, 14 Siswa SMU & SMK Kristen I yang merupakan alumni dari SMP Kristen ini. Keikutsertaan club Marching Band Haleluyah Tomohon turut menorehkan prestasi spektakuler seperti meraih juara umum dengan menyabet semua solo yang diperlombakan. “Sekolah ini telah mengoleksi banyak prestasi dan penghargaan seperti yang terlihat dari ruangan kepala sekolah yang memajang ratusan tropy dan piala hasil dari berbagai kejuaraan yang telah di raih selama ini,” tuturnya lagi. Ditambahkannya prestasi sekolah ini antara lain Juara 4 kolintang dalam HUT Prov Sulut, Juara I Bola Volly Putra dan juara III putri HUT SMAKER, Juara I Futsal, juara lomba musik harmoni pelajar HUT Baitani ke-168, Juara 2 umum Marching Band tahun 2015 pada Gorontalo Tournament, peringkat 2 lomba Marching Band yang di selenggarakan oleh Manado Pearl Marching Band sekaligus juara 3 umum. “Sekolah ini memiliki 467 siswa dengan 23 guru PNS dan 6 guru non PNS dan 5 staf tata usaha dengan 1 penjaga sekolah. Infrastruktur lengkap telah di bangun sekolah ini yakni 17 ruangan belajar, masing-masing 1 ruang guru, Ruang Kepsek,ruang kesenian, perpustakaan, Lab IPA, ruang computer, ruang UKS ruang OSIS, ruang alat serta warung / kantin,” Tandasnya. (Denny).