Mengkisahkan Cerita “Keke Panagian”, Kyara Mocodompis Raih Juara I Lomba Bertutur Tingkat Provinsi.

Hiburan250 Dilihat

PRESTASI luar biasa diraih oleh siswi kelas V Sekolah Dasar (SD) Eben Heazer II Manado, Kyara Mocodompis boleh meraih Juara I Lomba Bertutur tingkat SD se-Provinsi Sulawesi Utara (SULUT). Sebelumnya Putri cantik kelahiran Manado 7 July 2015 ini, berhasil meraih Juara I Lomba Bertutur Tingkat SD se-Kota Manado.

Dikatakan Putri pertama dari Franky Mocodompis-Sandra Sendow, pada lomba bertutur Tingkat SD se-Provinsi Sulut. Dirinya membawakan kisah atau cerita tentang “Keke Panagian”, seorang anak perempuan tunggal yang disayangi kedua orang tuanya.
Dikisahkannya, Keke Panagian ini adalah seorang perempuan cantik yang dilahirkan oleh pasangan suami isteri, yang telah lama menikah dan baru dikaruniai anak perempuan setelah usia mereka sudah tua dan anak tersebut dinamakan Keke Panagian. Anak itu mempunyai hobby menari Maengket, sebagai anak satu-satunya hingga memasuki masa remaja Keke Panagian ini sangat disayangi orang tuanya.   

Suatu ketika ada acara syukuran di kampung tempat tinggalnya, Keke Panagian kepingin hadir dalam acara itu tetapi tidak di ijinkan orang tuanya. Karena keinginannya untuk hadir diacara itu tak diijinkan orang tuanya, Keke pun berdoa meminta petunjuk kepada Tuhan, agar orang tuanya bisa mengijinkannya untuk boleh pergi pada acara itu tetapi tetap saja tidak diijinkan.
Disaat Keke sedang merenung di kamar tidurnya, tiba-tiba muncul keajaiban. Dilihatnya ada tangga turun dari atas, Keke pun menaiki tangga tersebut dan mengikuti jalan yang  lurus.

Sehingga berhasilah Keke tiba di tempat diselenggarakannya,  acara ucapan syukur itu.  
Setibanya ditempat acara, Keke pun ditunjuk untuk memimpin acara syukuran itu. Tanpa terasa hari sudah hampir pagi, sehingga disaat Keke mau kembali ke rumah sudah tidak dibukakan pintu oleh orang tuanya. Meski tak dibukakan pintu, Keke memohon ampun kepada orang tuanya, agar boleh mengijinkannya masuk ke dalam rumah. Namun usaha Keke untuk membujuk Orang tuanya tidak berhasil, bahkan Keke tetap saja dimarahi dan tidak dibukakan pintu.

Sehingga keke pergi ke rumah tantenya (Ma’Tua), setiba di rumah Ma’Tua. Keke disuruh tidur di kolong rumah, tapi Keke katakan bahwa di kolong rumah adalah tempat tidur hewan ternak. Keke Panagian hampir putus asa, tetapi akhirnya dia memutuskan untuk kembali tanah lapang tempat acara syukuran digelar.

Setibanya di tempat itu, tiba-tiba ada suara ajaib memanggil namanya, “Keke Panagian, Keke Panagian naiklah lewat tangga ini,” ditirukan Kyara Mocodompis sambil melanjutkan kisah cerita Keke Panagian.
Namun Tanpa sepengetahuan Keke Panagian Orang Tua dan keluarga Keke mengikutinya dari belakang. Saat Keke  mendengar suara ajaib yang mengatakan agar Keke naik tangga tersebut, naiklah Keke Panagian lewat tangga tersebut. Orang Tua dan keluarga keke berteriak-teriak agar Keke Panagian turun dari tangga, tapi Keke Panagian mengatakan sudah terlambat ” Saya akan pergi jauh sekali kepada Tuhan,” tutur Kyara Mocompis saat  mengkisahkan Cerita Keke Panagian.

” Pesan yang didapatkan dari cerita Keke Panagian ini adalah, jangan membantah dan menentang orang tua. Berikan kesempatan bagi orang yang melakukan kesalahan, untuk dapat dimaafkan,” ujar Putri cantik dan murah senyum Kyara Mocodompis, yang nantinya akan mewakili Provinsi Sulut untuk mengikuti, Lomba Bertutur Tingkat Nasional pada 23 Oktober 2015 mendatang.

Putri cantik yang bernama lengkap Kyarasint Eirene Mocodomis berharap, boleh diberkati Tuhan agar bisa tampil terbaik pada Lomba Bertutur Tingkat Nasional mewakili Provinsi Sulut pada Bulan Oktober 2015 mendatang.

” Menang atau Kalah itu hal biasa dalam satu Perlombaan, Kyara akan berusaha tampil terbaik dalam Lomba Bertutur Tingkat Nasional nanti,  untuk Sulut, Kota Manado dan Sekolah tempat  Kyara menuntut ilmu,” kata Kyara Mocodompis dengan senyum khasnya.(romel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *